GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Wathaniyah Kota Gorontalo, Ismail Haluti membantah adanya penganiayaan yang dilakukan oleh oknum wali kelas 6 terhadap siswanya berinisial AK.
Dirinya menegaskan tak ada penganiayaan yang dilakukan pihak wali kelas ke siswanya, apalagi hingga menyebabkan luka lebam di bagian bahu kiri korban.
Ismail menceritakan awal kronologis awal kejadian tersebut yang terjadi di mushola Madrasah Ibtidaiyah Al Wathaniyah pada hari Jumat lalu (17/5/2024).
“Wali kelas awalnya mengumpulkan mereka di mushola untuk mengontrol mereka untuk menyelesaikan praktek yang saat itu akan dilaksanakan,” ucap Ismail.
Saat itu anak-anak kelas 6 ditinggal wali kelasnya di dalam musholla tersebut. 10 menit berselang terjadi perkelahian antara 3 orang siswa yakni AK (korban), N dan D. Perkelahian ketiga murid ini diketahui karena saling mengejek menyebut nama orang tua.
“AK dan N awalnya yang berkelahi di dalam mushola. Kemudian AK juga berkelahi dengan D alasannya sama gara-gara saling mengejek menyebut nama orang tua,” imbuhnya.
Kata Ismail, yang membuat luka lebam di bagian bahu kiri AK bukanlah perbuatan yang dilakukan wali kelasnya melainkan perbuatan D terhadap AK saat terjadi perkelahian tersebut.
“Orangnya sudah mengaku, D ini, dia mengaku yang mana dia yang melakukan dan bukan karena dipukul wali kelasnya,” tegasnya.
Usai mendengar pertengkaran ke tiga orang siswa tersebut, wali kelasnya pun datang untuk menemui ke tiga siswa tersebut dan menghukum mereka dengan memukul di bagian kaki bersama satu orang siswa yang merekam kejadian tersebut.
“Pemukulan itu ada namun di kaki menggunakan pipa, bukan di bagian bahu kiri korban yang akhirnya membuat lebam,” ujar dia.
Sebab, kata dia, informasi yang beredar saat ini dipihak keluarga ialah karena luka lebam yang diduga dipukul oleh wali kelasnya.
“Luka lebam tersebut yang membuat orang tua AK melaporkan wali kelasnya,” tandasnya.(Putra/Gopos)