GOPOS.ID, GORONTALO – Anggota Legislatif (Aleg), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo, Ance Robot minta agar sisa material proyek yang berserakan di Desa Tolinggula, Kacamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara.
Hal itu disampaikan oleh Politisi PDI Perjuangan, saat melihat material dari sisa pekerjaan masih berserakan di lokasi pekerjaan. Kendati pekerjaan tersebut telah rampung seratus persen.
Menurut dia, kondisi seperti itu tidak bisa dibiarkan karena sangat mengganggu lingkungan dan potensi kecelakaan. Tidak sedikit bebatuan besar terlihat secara kasat mata yang merusak pemandangan, hanya dibiarkan begitu saja oleh pihak ketiga (kontraktor).
“Apakah dinas juga lakukan pembiaran seolah-olah tidak tahu? Ini malah pihak dinas saling melempar tanggung jawab,” tegasnya kepada sejumlah wartawan, Senin (6/5/2024) di ruang kerjanya.
Aleg dari Dapil 5 Gorontalo Utara ini mengungkapkan, bukan hanya tumpukan material. Plat ducker yang seharusnya di bongkar justru hanya menjadi tumpukan sampah yang akan berdampak buruk seperti banjir, ketika musim hujan.
“Saya melihat kondisi seperti itu disebabkan tidak matangnya perencanaan. Sehingga melalui rapat tadi, kami Komisi III akan melakukan perubahan dan pengawasan lebih ketat lagi di 2024-2025,” tegasnya.
Sebagai wakil rakyat, kata Ance, wajar saja ketika ada aspirasi dari masyarakat mempertanyakan kapan material dari pekerjaan itu dibersihkan.
“Saya sudah menghubungi Kabid di dinas terkait, namun tidak diangkat. Saya saja sebagai wakil rakyat tidak dihargai, apalagi rakyat,” pungkasnya.
Dinas PUPR Provinsi Gorontalo sebagai pengawas penyelenggaraan pada pekerjaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Tolinggula, seharusnya memberi teguran ke pihak ketiga terkait sisa material.
Sehingga dengan begitu, tidak ada kesan bahwa pihak dinas ada pembiaran. Diketahui proyek tersebut bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) dengan kucuran anggaran sebesar 6,1 miliar.
Memang pekerjaan itu telah selesai, tetapi sayangnya masih meninggalkan bekas yang meresahkan warga sekitar akibat adanya tumpukan material dari sisa pekerjaan.(isno/gopos)