GOPOS.ID, GORONTALO – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melaksanakan Joint Planning TBC-HIV untuk dua daerah yaitu Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo, Kamis (04/04/2024) di Grand Q Hotel Kota Gorontalo.
Plt Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Afriyani Katili menjelaskan, pelaksanaan Joint Planning TBC-HIV merupakan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan lokus dua daerah di Provinsi dan didukung oleh Global Fund Komponen AIDS.
Menurutnya, program kolaborasi TBC-HIV ini adalah program kolaborasi yang sangat perlu di perhatikan. Mengingat kedua program ini adalah program prioritas nasional yang selalu mendapatkan perhatian dan dukungan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk itu, membutuhkan tahapan persiapan dalam hal ini perencanaan program yang baik sehingga tahapan pelaksanaan dan evaluasi dapat menghasilkan yang terbaik.
“Alhamdulillah pada kegiatan hari ini terkait dengan Joint Planning artinya perencanaan kolaborasi untuk kegiatan atau program TBC-HIV. Lokusnya ini memang ada di Kabupaten Gorontalo dan kota Gorontalo. Ada 4 indikator utama yang menjadi target yakni pasien TBC yang tes HIV, kemudian pasien koinfeksi TBC-HIV yang mendapatkan pengobatan ART, ODHIV yang di skrining TBC dan ODHIV yang mendapatkan TPT (Terapi Pencegahan TBC) jadi ada 4 indikator ini,” ujar Afriyani.
Afriyani menegaskan output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah solusi dan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka meningkatkan cakupan program sesuai dengan indikator sehingga upaya pencegahan dan pengendalian bisa dilakukan dengan maksimal.
“Ini yang akan dibahas bersama pada pertemuan tersebut, dimana terkait pada pelaksanaan di masing-masing wilayah yakni Kabupaten Gorontalo maupun Kota Gorontalo, ada kendala atau masalah yang dihadapi ini dapat dicarikan solusi bersama dan itu yang dibahas pada pertemuan hari ini yang merupakan output daripada kegiatan,” imbuhnya.
Pada pertemuan itu, akan diawali dengan monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk melakukan refleksi atas pelaksanaan program tahun 2023 sebagai bahan evaluasi dan baseline. Dilanjutkan dengan sesu diskusi kelompok yang bertujuan untuk mengungkapkan secara dekat dan obyektif permasalahan atau kendala yang muncul di layanan yang kemudian didiskusikan solusi atas permasalahan yang ada.
Hasil diskusi akan menjadi rekomendasi yang akan dituangkan dalam rencana tindak lanjut sebagai komitmen bersama dalam pelaksanaan program kolaborasi TBC-HIV. (Putra/Gopos)