GOPOS.ID, GORONTALO – Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok mengharapkam koko’o terus menjadi budaya yang dilestarikan di Bumi Serambi Mandinah.
Hal ini diungkapkan olehnya saat menghadiri pelaksanaan koko’o, pada Senin malam (11/3/2024).
Eduart menilai pelaksanaan budaya yang ada di Provinsi Gorontalo harus di jaga dan dilestarikan hingga ke anak cucu.
Hal ini tentunya harus jadi perhatian seluruh pihak kedepannya, agar hal semacam ini bisa terus dilanjutkan dengan baik kedepannya.
“Kedepan ini akan menjadi kegiatan budaya yang memberikan gambaran ciri khas masyarakat gorontalo ketika menyambut dan bergembira dalam menyongsong bulan suci ramadhan,” ujarnya.
Sebelumnya, Ribuan warga mulai dari anak-anak hingga orang tua berjalan kaki sambil memegang kentongan bambu untuk membangunkan warga dengan berkeliling.
Kata Koko’o suhur dari bahasa Gorontalo yang artinya Ketuk Sahur. Mereka memukul kentongan yang terbuat dari bambu secara bersama-sama sambil berkeliling kampung.
Pelaksanaan koko’o kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya dimana ditahun ini tepat koko’o menginjakan usianya di usai 10 tahun. (Putra/Gopos)