GOPOS.ID, GORONTALO – Pemerintah Sedia melirik upaya penanganan Diabetes Melitus (DB) yang dilaksanakan oleh Provinsi Gorontalo, Sabtu (2/3/2024)
Indonesia menempati urutan ke-5 di dunia dengan jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) sebesar 19,5 juta di tahun 2021 dan diperkirakan angka ini akan meningkat di tahun 2045 menjadi 28,6 juta.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007-2018 hanya 1 dari 4-5 orang dengan DM tahu bahwa mereka menderita DM dan hanya 1 dari 4-5 orang DM yang mendapat tatalaksana di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes).
Untuk itu, Provinsi Gorontalo gencar melakukan skrining dalam rangka penemuan kasus atau penderita hal ini merupakan solusi untuk bisa mendeteksi sedini mungkin sehingga dapat dilakukan penanganan dan pengobatan secara cepat dan tepat.
Target skrining DM di Provinsi Gorontalo tahun 2023 yaitu 358.747 orang, dan hasil skrining melampaui target yang sudah ditetapkan dengan total 531.767 (148%) dan yang terdiagnosis sebanyak 23.950 orang (5%).
Untuk itu, Pemerintah Swedia menilai Gorontalo memainkan peran penting dalam penanganan DM dan mengirimkan surat untuk berdiskusi mengenai berbagai upaya pencegahan dan pengendalian DM.
“Hal ini menarik minat pemerintah Swedia untuk memberikan dukungan pada manajemen pencegahan dan pengendalian DM dan apa yang sudah dilakukan dan akan direncanakan Provinsi Gorontalo kedepan sudah kami paparkan secara virtual,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa, Kamis (29/02/2024).
Dalam suratnya, pemerintah Swedia menyatakan telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk bersama-sama menciptakan platform Layanan Kesehatan kemitraan berkelanjutan Swedia-Indonesia (Sweden-Indonesia Sustainability Partnership/SISP). Usulan dukungan dari Swedia mencakup tidak terbatas pada hibah peningkatan kapasitas, penelitian dan pengembangan serta program skrining untuk beberapa penyakit spesifik prioritas seperti kanker, kardiovaskular, gangguan pernapasan dan diabetes.
Pada prinsipnya, kata Anang dukungan ini sebagai bagian dari pengembangan rencana aksi untuk tahun 2024 yang akan dilakukan pemerintah Swedia. Anang berharap jika dukungan ini bisa diimplementasikan maka upaya pencegahan dan pengendalian DM akan semakin baik dan meningkat.
“Mereka sedang berupaya merinci bidang implementasi yang menarik minat Swedia di Gorontalo, terutama dalam pengelolaan Diabetes, termasuk skrining, pengobatan dan inisiatif implementasi lainnya. Untuk itu kami sedang menyiapkan proposal terkait hal tersebut,” pungkasnya. (Putra/Gopos)