GOPOS.ID, GORONTALO – Puluhan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Dana Desa ramai-ramai mendatangani kantor Desa Bihe yang berada di kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo, Selasa (30/7/2019).
Pasalnya kepala desa Bihe dan aparatnya dianggap tak transparan dalam menyampaikan dana desa dan diindikasi ada penyimpangan dalam pengelolaanya.
Seperti pada pengadaan mobiler Poskedes di tahun anggara 2018. Dimana dalam perencanaan awal melalui APBDES, sampai dengan saat ini tidak ada realisasinya. Belum lagi soal penyertaan modal Bumdes tahun 2018, sampai sekarang tidak jelas pemanfaatannya.
Dalam aksi mereka menyuarakan bahwa masyarakat yang tadinya bermohon pinjaman ke dana Bumdes. Justru hanya lebih memilih orang-orang terdekat yang ada di lingkup pemerintahan desa.
Salah satu orator, Erwin Karim menyayangkan kebijakan pemerintah desa yang justru mengakibatkan penyalahgunaan dana desa.
Menurut dia masyarakat Desa Bihe, datang untung mempertanyaakan kesejahteraan Desa Bihe. Namun apa yang di lakukan oleh aparatur desa tentang dana APBN.
Baca juga : Mencuri Pompa Air, Warga Botutonou Digelandang ke Sel
“Sebelum kami pernah melaksanakan mediasi dengan pihak Pemerintah Desa dan apa yang di sampaikan okeh Pemerintah Desa. Dimana ada penyalahgunaan dana desa yg dilakukan aparat desa,” ujarnya saat melakuan orasi.
Menariknya, beberapa hal yang disampaikan masa aksi seperti pengadaan armada viar dengan anggaran 39 juta rupiah. Hanya diganti dengan mobil pick up tanpa melalui musyawarah bersama.
Hal itu kemudian menjadi bahan dasar tuntutan masa aksi terhadap segala kebijakan pemerintah desa selama yang menimbulkan kejanggalan tanpa melalui musyawarah.
Aksi tersebut berakhir dengan penandatanganan kesepakatan hasil pertemuan antara kepala desa dan para pengunjuk rasa. Setelah ada kesepakatan mereka membubarkan diri dengan sendirinya.(Isno/gopos)