Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Usaha Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo terus berkembang dan bergerak maju ditopang program Desa BRIlian. Program yang digulirkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mendorong kemajuan desa dengan inovasi berkelanjutan bagi desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Muhajir, Gorontalo
Hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat perlahan mulai mereda, Sabtu (2/12/2023) siang. Zulkifli memacu sepeda motornya, menerobos rintik hujan. Pemuda berkulit sawo matang itu bergegas dari rumahnya menuju Sekretariat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Usaha Desa Daenaa yang berjarak sekitar 500 meter.
Siang itu, Zulkifli harus segera tiba di Sekretariat BUMDes Bina Usaha. Sebab stok pupuk, benih, dan obat-obatan dari pihak distributor baru saja tiba. Barang-barang itu secepatnya dicek dan ditempatkan pada etalase di dalam Sekretariat BUMDes Bina Usaha.
Di penghujung 2023, usaha BUMDes Bina Usaha kembali bergeliat. Hal itu seiring kesibukan para petani di Desa Daenaa yang mulai bersiap untuk menanam kembali lahan-lahan mereka, yang sebelumnya kering kerontang akibat dilanda musim kemarau. Untuk memenuhi kebutuhan produksi seperti benih, pupuk, dan obat-obatan, para petani mengandalkan pasokan di BUMDes Bina Usaha.
“Alhamdulillah sudah masuk musim tanam lagi. Semoga tahun ini masyarakat petani tidak ada yang gagal panen karena kemarau seperti beberapa bulan yang lalu,” kata Zulkifli sembari menata barang-barang ke dalam etalase bersama karwayan BUMDes lainnya.
BUMDes Bina Usaha bergerak di bidang usaha jual beli kebutuhan produksi pertanian. Usaha ini mulai dikembangkan sejak 2017. Berbekal suntikan modal dari Pemerintah Desa Daenaa, BUMDes Bina Usaha dibentuk dengan tujuan memenuhi dan menyuplai kebutuhan produksi petani di Desa Daenaa dan desa-desa tetangga di wilayah Kecamatan Limboto Barat. Modal usaha yang diberikan secara bertahap selama lima tahun hingga Rp1 miliar, digunakan untuk membeli barang kebutuhan produksi pertanian, serta penyediaan sarana dan operasional BUMDes. Seperti membangun gedung sekretariat, gudang, hingga peralatan kantor seperti komputer, printer dan alat tulis kantor.
Selain menyediakan barang kebutuhan produksi pertanian, BUMDes Bina Usaha juga turut menjalankan kebijakan penyangga harga saat panen. Ketika hasil panen melimpah dan harga jual di tingkat petani anjlok, maka BUMDes Bina Usaha akan menampung hasil produksi pertanian dengan harga yang wajar. Kebijakan ini bertujuan agar para petani tetap bisa berproduksi untuk musim tanam berikutnya.
Dalam menjalankan usaha, BUMDes Bina Usaha senantiasa bersinggungan dengan Perbankan. Terutama dalam transaksi keuangan, mengingat BUMDes Bina Usaha mengedepankan aspek akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Semua pemasukan dan pengeluaran harus tercatat. Sebelumnya, BUMDes Bina Usaha menjalin kerja sama dengan salah satu Bank. Namun proses transaksi saat itu dirasakan oleh BUMDes Bina Usaha cukup ribet. Hal itu membuat pihak manajemen BUMDes Bina Usaha mengalihkan transaksi keuangan ke Bank Rakyat Indonesia.
Pilihan untuk mengalihkan transaksi keuangan ke BRI didasarkan pada beberapa pertimbangan. Di antaranya jaringan layanan BRI yang sangat luas, digitalisasi sistem keuangan BRI yang mudah, serta kepercayaan yang luas di kalangan mitra BUMDes Bina Usaha.
Pada awalnya, BUMDes Bina Usaha melakukan transaksi keuangan di salah satu bank. Namun, transaksi keuangan yang cukup ribet mendorong BUMDes Bina Usaha beralih menggunakan BRI dalam menyimpan keuangan kas BUMDes.
Direktur BUMDes Bina Usaha, Iwan Kadir Malapo, mengatakan BRI memberikan pelayanan yang mudah dalam bertransaksi. Salah satu kemudahan yang dirasakan adalah proses simpan pinjam.
“Alhamdulillah sejak kita buka rekening di BRI, penyertaan modal yang diberikan desa sudah langsung dikirim ke rekening BRI,” ujar Iwan Kadir.
Menurut Iwan, kas keuangan BUMDes Bina Usaha juga ikut disimpan di Rekening Bank BRI. Bagi Iwan, dirinya tidak perlu khawatir ketika membutuhkan modal untuk belanja produk BUMDes. Selama ini, BRI memberi kemudahan dengan pelayanan pencairan keuangan yang cepat dan mudah.
“Sering kali kas keuangan kita mengendap sampai 2-3 bulan di Bank. Tapi saat musim panen atau musim tanam, kita melakukan penarikan. Dan itu dilayani dengan cepat memakai sistem bypass,” ujar Iwan.
Dukungan transaksi keuangan yang lancar dan handal turut berkontribusi terhadap perkembangan usaha BUMDes Bina Usaha. Hal itu ditunjukkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes) 2022 dari bagi hasil keuntungan BUMDes dengan nilai Rp68 juta. Saat ini, aset yang dimiliki oleh BUMDes Bina Usaha mencapai Rp1,4 Miliar.
Program Desa BRIlian
Dukungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam usaha BUMDes Desa Daenaa semakin terasa dengan hadirnya program Desa BRIlian. Yaitu program meningkatkan pengelolaan BUMDes dengan pemberian pelatihan pengelolaan keuangan BUMDes, digitalisasi pemasaran produk BUMDes serta melakukan riset potensi desa untuk kembali dikembangkan.
BUMDes Bina Usaha Desa Daenaa menjadi salah satu desa yang terpilih dalam program Desa BRIlian. Desa Daenaa masuk dalam 15 besar Desa BRILian setelah melewati seleksi ketat dari 1000 desa lainnya yang telah mendaftar.
Direktur BUMDes Bina Usaha, Iwan Kadir Malapo, mengatakan Program Desa BRIlian memberi efek positif dalam pengelolaan BUMDes. Salah satunya terkait pelayanan transaksi jual beli di BUMDes yang lebih terintegrasi dengan pembayaran non-tunai. Pembeli bisa bertransaksi menggunakan kartu kredit maupun QRIS. Pembukaan BRIlink di Desa Daenaa juga memudahkan masyarakat dalam men-transfer uang, hingga bertransaksi pembelian atau pembayaran angsuran.
Pelatihan peningkatan kualitas pengelolaan desa yang menginspirasi untuk kemajuan desa dan BUMDes dalam program BRIlian menambah wawasan pengetahuan pengurus BUMDes. Pendampingan dari kalangan akademisi Universitas Padjajaran melalui program Desa BRIlian ini memberikan perubahan positif terhadap pengelolaan keuangan BUMDes.
“BRI sudah memberi peluang baik dari sisi modal, penguatan kapasitas pengurus, ada di bidang manajemen keuangan,” ujar Iwan.
Pendampingan melalui Desa BRIlian juga memberi penguatan cara memulai usaha, tata cara pelaporan keuangan, membuat kerja sama dengan pihak ketiga.
“Termasuk diantaranya bagaimana cara memulai bisnis dengan sistem kampas,” kata Iwan.
Dengan program Desa BRILian ini, Iwan memiliki harapan pengembangan unit usaha dari BUMDes yang berkelanjutan. **