GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Perkembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia semakin pesat, digitalisasi sampai artificial intelligence atau kecerdasan buatan telah menguasai hampir semua kehidupan manusia. Kita telah masuk ke dalam sebuah peradaban baru berkonsep kan kemajuan intelektualitas yang disebut Revolusi Industri 4.0.Â
Sebagai antisipasi gejolak disrupsi dampak revolusi industri 4.0 yang berpotensi mengecilkan peran manusia, menggerus jatidiri kemanusiaan, muncul pula konsep Smart Society 5.0. Sehingga kelas 5B¹ dan kelas 5C² mahasiswa aktif dari Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), angkatan 2021. Melakukan optimalisasi layanan asesmen melalui peran guru, dan orang tua, dalam mengembangkan nilai moral anak usia dini di Era Society 5.0.
Mereka akan berbagi cerita pengalaman pada saat mengikuti pengabdian kepada masyarakat, mereka juga merupakan penanggung jawab yang terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat itu. Para mahasiswa juga dipercayakan menjadi panitia, bertempat di Gedung Aula kantor Kelurahan Biyonga, Kecamatan Limboto Barat, Sabtu, 28/10/2023.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan, untuk memenuhi salah satu UAS pada mata kuliah Asesmen perkembangan anak usia dini, Oleh Bapak Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si. Dalam kegiatan itu juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa/mahasiswi UNG, guru-guru, serta orang tua wali murid, dihadiri oleh ibu kepala desa biyonga dan dibuka secara resmi oleh ibu kepala desa Biyonga Pada kegiatan ini.
Bahkan mereka juga mengundang dua pemateri yang sangat luar biasa, yaitu bapak Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si (Dosen Pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Gorontalo) selaku pemateri pertama, serta Nahrul Hayat Ajirama (Selaku mahasiswa di jurusan Pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Gorontalo).
Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si menekankan pemanfaatan teknologi cerdas, kolaborasi aktif antara sekolah dan keluarga, serta fokus pada pengembangan keterampilan sosial, kritis, dan moral pada anak.Â
“Ini bertujuan untuk membentuk generasi yang adaptif dan beretika, dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern. Optimalisasi layanan asesmen dalam konteks peran guru dan orang tua, untuk mengembangkan nilai dan moral anak usia dini di era Society 5.0, juga mencakup peningkatan efektivitas penilaian melalui penerapan teknologi pintar,” jelas Nunung
“Guru dan orang tua bekerja sama dalam memanfaatkan sumber daya digital untuk memahami perkembangan anak, menyediakan umpan balik yang holistik, dan membimbing mereka secara kreatif menuju nilai dan moral yang sesuai dengan tuntutan masyarakat modern,” tuturnya
Selanjutnya pemateri, Nahrul Hayat Ajirama, membahas tentang meningkatnya afektif asesmen anak usia dini melibatkan pendekatan yang lebih holistik, untuk memahami dan mengukur dimensi emosional, sosial, dan moral perkembangan anak.Â
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai hal ini melibatkan:
1. Observasi Sensitif:
Guru dan orang tua dapat mengamati dengan cermat respon emosional anak terhadap situasi tertentu. Memperhatikan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan interaksi sosial untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang afektif anak.
2. Keterlibatan Orang Tua:
Melibatkan orang tua dalam proses asesmen afektif anak, karena mereka memiliki wawasan yang berharga tentang respons emosional anak di rumah. Komunikasi terbuka antara guru dan orang tua dapat membantu memahami perubahan afektif anak secara komprehensif.
3. Pemberian Umpan Balik Positif:
Memberikan umpan balik positif terhadap perilaku dan ekspresi emosional yang mendukung perkembangan afektif positif. Memotivasi anak dengan penguatan positif untuk membangun koneksi positif dengan belajar.
4. Pengembangan Keterampilan Sosial:
Fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan interpersonal anak. Mengintegrasikan kegiatan sosial ke dalam lingkungan pembelajaran untuk memperkuat hubungan antar anak dan membangun empati.
5. Penerapan Kegiatan Seni dan Ekspresif:
Menggunakan kegiatan seni, permainan peran, atau ekspresi kreatif untuk memfasilitasi ekspresi emosional anak. Memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang menyenangkan dan mendukung.
6. Evaluasi Holistik:
Mengadopsi pendekatan holistik dalam mengevaluasi afektif anak, termasuk evaluasi perilaku positif, kesejahteraan emosional, dan interaksi sosial. Menggunakan berbagai alat evaluasi yang mencakup dimensi afektif. Meningkatkan afektif asesmen anak usia dini memerlukan perhatian khusus terhadap dimensi emosional, sosial, dan moral, dengan mengintegrasikan pendekatan yang mendukung dan memperkaya perkembangan afektif anak secara menyeluruh.
Demikian pengalaman yang dapat kami ceritakan, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan kekurangan yang tidak berkenan di hati dalam penulisan artikel ini. Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya saya ucapkan kepada pihak-pihak yang turut serta membantu menyukseskan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.Â
Semoga materi yang telah di sampaikan narasumber dapat bermanfaat untuk kita sebagai calon Guru di masa yang akan datang.
Mengetahui :
Dosen Pengampuh Mata Kuliah Asesmen perkembangan anak usia dini Oleh Bapak Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si (Yusuf/Gopos)