GOPOS.ID, GORONTALO – Kota Gorontalo kembali mengalami inflasi month to month (MTM) pada Bulan November 2023 sebesar 0,98 persen. Angka ini menyebabkan nilai inflasi MTM Kota Gorontalo tertinggi di Kawasan Indonesia Timur.
Adapun komoditas penyumbang inflasi pada MTM di Kota Gorontalo pada Bulan November tertinggi adalah komoditas tomat dengan nilai andil sebesar 0,30 persen. Disusul cabai rawit dengan nilai 0,25 dan di posisi tiga ada beras dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,21.
“Komiditas selanjutnya ada gula pasir dengan andil sebesar 0,05 persen, bawang merah 0,04 persen, bioskop 0,03 persen hingga ikan tuna 0,03 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif pada pers rilis berita statistik, Jumat (1/12/2023).
Pada November ada pula komoditas yang mengalami deflasi beberapa diantaranya adalah jenis komoditas ikan.
“Sementara penyumbang deflasi tertinggi itu ada bahan bakar rumah tangga dengan deflasi -0,05 persen, ikan malalugis/sorihi -0,03 persen, ikan cakalang/ikan sisik -0,03 persen dan susu bubuk untuk balita sebesar -0,02 persen,” kata Mukhanif.
Bila menghitung inflasi secara year on year (yoy), maka nilai inflasi yoy Kota Gorontalo sebesar 3,22 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,88 pada November 2022 menjadi 115,48 pada November 2023.
Inflasi yoy Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks pada 10 kelompok pengeluaran dan penurunan pada 1 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,67 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,88 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 6,86 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,83 persen; kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 3,54 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,80 persen.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu dan kelompok transportasi sebesar -0,08 persen,” kata Mukhanif. (muhajir/gopos)