GOPOS.ID, PAGUAT – Buntut penganiayaan guru di SDN 13 Paguat oleh oknum orang tua siswa, puluhan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan unsur Dinas Pendidikan Pohuwato mendatangi Polsek Paguat, Rabu (8/11/2023).
Sekretaris Dinas Pendidikan Pohuwato, Riko Ali Idrus mengatakan, kedatangan perwakilan Perkumpulan Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas) PGRI Pohuwato itu untuk melihat sejauh mana penanganan kasus yang telah dilaporkan sejak Selasa, (7/11/2023).
Selain itu, para guru ini juga meminta agar kasus penganiayaan tersebut diusut sampai setuntas-tuntasnya.
“Kami mendesak Polsek Paguat secepatnya menangani kasus ini. Proses ini jangan diundur-undur. Karena marwah seorang guru telah diinjak-injak sehingga merusak citra guru di mata masyarakat,” ujar Riko.
Terpisah, Kapolsek Paguat Iptu Barathel Tamboto mengatakan, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan terhadap korban guru dan beberapa saksi yang ada di tempat kejadian. Namun korban masih kurang sehat.
“Kami sudah agendakan memeriksa korban hari ini, tapi guru sudah kasih informasi masih kurang sehat sehingga kita agendakan besok hari,” ujar Iptu Barathel.
Jika terbukti bersalah, terduga pelaku akan ditahan serta dijerat dengan pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang penganiayaan.
“Untuk sementara pelaku belum ditahan, karena masih memeriksa keterangan dari pihak korban, saksi dan kemudian pelaku,” tutup Iptu Barathel.
Sebelumnya, seorang guru SDN 13 Paguat bernama Nidya Mbuinga menjadi sasaran amuk oleh orang tua siswa berinisial SM (31) saat jam belajar. SM mengamuk di dalam sekolah lantaran mengaku anaknya dibully oleh teman-temannya di sekolah tersebut.(Yusuf/Gopos)