Sampah menjadi permasalahan yang dihadapi banyak daerah. Setiap hari berton-ton sampah dihasilkan. Mulai dari rumah tangga hingga pusat-pusat ekonomi dan industri. Ironinya sebagian besar sampah tersebut hanya berakhir dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Ishak Noho, Gopos.id
Apa yang tersirat dalam benak kita ketika mendengar kata “Pemulung”? Sebagian mungkin risih karena melihat kondisi para pemulung yang berjalan ke sana kemari dengan keranjang berisi sampah. Sebagian lainnya pastinya merasa iba karena melihat aktivitas para pemulung yang bertahan hidup dengan mengais-ngais tumpukan sampah.
Di sisi lain, pemulung memiliki peran yang cukup penting dalam pengelolaan sampah. Terutama melakukan pemilihan hingga daur ulang sampah untuk meningkatkan nilai ekonomi. Pemberdayaan pemulung menjadi salah satu langkah yang efektif dalam melestarikan lingkungan melalui pengelolaan sampah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Hal tersebut sebagaimana dilakukan Siti Salamah, penggagas Waste Solution Hub. Sebuah program yang dilaksanakan untuk memberikan solusi terkait permasalahan sampah dan juga kondisi sosial di lingkungan kehidupan para pemulung.
Program pemberdayaan pemulung dimulai Siti Salamah sejak 2015. Kala itu Siti Salimah berfokus pada kegiatan sosial yang dilaksanakan di lapak pemulung berupa pendirian Taman Magrib Mengaji. Sesuai namanya, kegiatan Taman Magrib Mengaji digelar setiap selesai magrib. Di lapak pemulung Jurangmangu Timur, Tangerang Selatan, Banten. Awalnya kegiatan sosial ini ditujukan bagi anak-anak pemulung dengan harapan mereka bisa mendapatkan pendidikan non-formal (keagamaan) serta pembentukan karakter yang baik.
Seiring bergulir waktu, Siti Salamah terus mengembangkan kegiatan sosial Taman Magrib Mengaji. Selain belajar mengaji Alquran, Siti Salamah juga turut memberikan pembelajaran sekolah bagi anak-anak. Taman Magrib Mengaji berkembang menjadi Taman Pohon yang mengajarkan mengaji dan pendidikan umum.
Gerakan Siti Salmah terus berkembang lebih luas. Pada 2017 Siti Salamah bertemu dengan rekannya Ranitya Nurlita (Lita), pada program United in Diversity. Lita berfokus pada program lingkungan dan sampah. Dari pertemuan itu, Siti Salimah dan Ranitya sering bertukar cerita dan gagasan. Dari situ terbesit ide untuk memadukan program sosial dan penanganan sampah/lingkungan.
Setelah Lita pulang dari Amerika ke Indonesia pada 2018, ide program sosial dan lingkungan semakin diintensifkan. Siti Salamah bersama Lita dan Muhammad Yusuf, berkolaborasi mewujudkan Waste Solution Hub. Waste Hub didorong untuk memberikan solusi terkait permasalahan sampah dan kondisi sosial khususnya di lingkungan kehidupan para pemulung.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh Waste Hub adalah pemberdayaan para pemulung. Lewat program tersebut, para pemulung diberikan pemahaman mengenai pemilihan sampah. Lewat program tersebut, pendapatan yang diperoleh para pemulung lebih baik dari sebelumnya.
“Tadinya pemulung hanya mengumpul lalu menimbang, nah dengan pemberdayaan seperti itu mereka sudah bisa memilah sampah-sampah sesuai dengan jenisnya,” ungkap Siti Salamah talkshow Good Movement Kisah Inspiratif Penerima SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan GNFI Academy, 21 Agustus 2023.
Dari proses pemilihan pemberdayaan para pemulung berlanjut dengan memberikan pelatihan dan ketrampilan mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis.
“Mereka bisa mengkreasikan menjadi olahan yang lebih bernilai. Seperti anting, kuncup bunga,” ungkap Siti Salamah.
“Kita juga turut melibatkan mereka juga kerap dilibatkan dalam beberapa kegiatan/iven, dan mereka dibayar secara profesional,” imbuh Siti Salamah.
Di samping kalangan pemulung, pemberdayaan mengenai pengelolaan sampah juga turut dilakukan Siti Salamah bersama Waste Solution Hub kepada para ibu-ibu rumah tangga.
Melansir laman Satu Indonesia.com, Aktivitas Waste Solution Hub dibagi menjadi beberapa program: Pengelolaan Sampah Event dan cluster perumahan dilakukan dengan proses end-to-end untuk menambah nilai berkelanjutan. Lalu Pelatihan Intensif Pemulung dilakukan untuk memberikan peluang tambahan dan keterampilan. Selain itu ada Program Konsultan Keberlanjutan untuk menghilangkan risiko dan tetap berkelanjutan, untuk proyek #lesswaste atau bahkan #zerowaste.
Hingga kini Waste Solution Hub telah mengedukasi lebih dari 23.435 pengunjung. Jumlah sampah yang dikelola saat ini 4.388 kilogram, dan juga telah memberdayakan pemulung lebih dari 1.222 orang di wilayah Tangerang Selatan, lebih dari 171 sukarelawan terlibat, serta donasi untuk Pekerja Informal (Pemulung) selama pandemi sebanyak 5006 paket sembako yang telah didistribusikan.
Waste Solution Hub punya target memiliki 10.000 mitra pemulung, meningkatkan pendapatan pemulung sebanyak 100 persen, mengelola 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan lebih dari 1.000 produk daur ulang dan mengembangkan lebih dari 10 area pusat daur ulang dan pembelajaran di seluruh Indonesia.
Inovasi Siti Salamah dalam memberdayakan pemulung beserta anak-anak pemulung membuat dirinya diganjar penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia. Siti Salamah menjadi penerima Apresiasi SATU Awards 2021 kategori Kelompok.
Sedekah Sampah dan PKBM
Pemberdayaan sosial berbasis pengelolaan sampah turut dilakukan Waste Solution Hub dengan membuat program Sedekah Sampah. Kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi Barisan Bangun Negeri.
Siti Salamah menceritakan, awalnya program sedekah sampah hanya diikuti oleh satu dua mesjid. Program tersebut dilakukan di mana masyarakat memberikan sedekah dalam bentuk sampah. Setelah terkumpul, sampah dijual.
“Sebagian hasil penjualan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh pengurus masjid. Alhamdulillah program ini mendapat respon positif,” ujar Siti Salamah.
Seiring bergulir waktu, jumlah masjid yang ikut berkolaborasi dengan program sedekah sampah yang dilaksanakan waste solution hub bertambah. Saat ini sudah ada 10 masjid yang menjalankan program seekah sampah.
Di sisi lain, kegiatan sosial bagi anak-anak pemulung di lapang pemulung terus berjalan. Dari awalnya taman mengaji, program tersebut berkolaborasi dengan Pusat Kegiatan Mengajar (PKBM).
“Awalnya kita bekerja sama dengan PKBM Kak Seto. Alhamdulillah sekarang sudah ada 4 PKM yang bekerja sama dengan kita. Sampai dengan 2023 ini sudah ada lebih dari 100 anak yang kita bantu untuk pendidikannya seperti Paket A,B,C begitu,” tutur Siti Salamah.(***)