GOPOS.ID, JAKARTA– Pertamina melihat potensi besar terhadap keterlibatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di dalam transisi energi di Indonesia. Sebab porsi terbesar di dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh UMKM.
Hanya saja, UMKM kesulitan mendapatkan kemudahan pendanaan dan pemanfaatan teknologi, padahal jika dikelola dengan baik, kehadiran UMKM dapat menjalankan perannya sebagai penyedia kebutuhan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan, khususnya bagi mereka yang berada di wilayah pedesaan.
Pertamina Tbk melihat ini sebagai peluang di dalam percepatan transisi energi di Indonesia sehingga dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional. Sekaligus komitmen Pertamina untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip ESG.
Senior Vice President Research & Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza pada BNEF Summit, di New Delhi yang berlangsung pada Kamis (24/9/2023) memaparkan bahwa keterlibatan dari UMKM sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia.
“Itu kita tentu menimbang potensi-potensi Indonesia di UMKM dan masyarakat pedesaan bisa meningkatkan pendapatannya. Bagaimana caranya kita mempercepat energi transisi ini,” kata Oki Muraza seperti dilansir dari Channel Youtobe Pertamina, 01 Oktober 2023.
Dari poin of view negara berkembang inilah yang kemudian dirinya melihat ada empat kebutuhan energi transisi. Pertama capital flow, infrastruktur, kebutuhan teknologi dan regulasi atau kebijakan.
“Kita membutuhkan capital flow dari negara maju ke negara berkembang. Kita juga membutuhkan infrastruktur, karena memang paling besar itu membutuhkan pendanaan, teknologi dan regulasi yang mendukung transisi energi itu sendiri,” sambungnya.
Selain itu, penting di dalam keterlibatan UMKM dalam transisi energi di Indonesia yaitu memerlukan peran masyarakat dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan energy low carbon.
Dengan demikian, dalam proses itu ada Job Creation yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan pada saat yang sama korporasi juga mendapatkan manfaat dari karbon kreditnya.
“Saat ini dunia memiliki gap dalam perekonomian antara negara sangat maju dengan negara berkembang. Negara sangat maju GDP per kapitanya sudah di atas 50.000 dolar AS, tetapi ada juga negara-negara berkembang seperti Indonesia yang GDP per kapitanya masih di bawah 5.000 dolar AS per kapita. Jadi, kita mengharapkan capital flow ini sebagai bentuk dari amanat CBDR atau common but differentiated responsibilities,” beber Oki dalam rilis tertulisnya.
Seperti contoh dikatakan Oki bahwa ada tanaman sorgum yang dapat dikembangkan menjadi bulir sorgum yang nantinya bisa mengurangi impor pangan dan di sisi lain, limbah sorgum juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.
“Petani bisa menanam sorgum. Dari sorgum itu ada porsi pendapatan dari bulir sorgum yang bisa mengurangi impor pangan dan juga ada porsi dari sampah yang bisa dilibatkan di energi transisi. Sampah sorgum bisa digunakan sebagai biomassa sebagai bahan baku untuk biofuel,” jelasnya.
Dengan demikian, Oki berharap bahwa energi transisi di Indonesia menjadi role model di dalam meng-engage society atau keterlibatan masyarakat serta menciptkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan.
“Bagaimana juga transisi itu bisa menjadi couple dengan nature based solutions. Paduan dari engagement dengan society dan juga keterlibatan pendanaan dari luar sehingga bisa memberikan harapan energi transisi yang terjangkau atau istilah kita di B20 Indonesia, just and affordable transition,” tandasnya.
Apa yang disampaikan Oki Muraza mendapatkan respon dari netizen Youtobe Pertamina. @ilhampratama5628 misalnya. Menurutnya bahwa apa yang dilakukan pertamina tidak hanya mendukung tujuan transisi energi, tetapi juga dapat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja.
@imamsafei4892 “Mereka dapat berkontribusi dengan mengadopsi praktik ramah lingkungan, menggunakan sumber energi terbarukan, dan memproduksi produk yang lebih berkelanjutan. Dengan begitu, UMKM bisa berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional sambil menjaga lingkungan”
Penulis: Andi Aulia Arifuddin