GOPOS.ID, KWANDANG – Badan Meteologi Klimatologi dan Giofisika (BMKG) Provinsi Gorontalo melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Jalaludin Gorontalo menggelar kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN), Jumat (29/9/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Balai Pertemuan Nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara itu dihadiri langsung Sekertaris Utama BMKG pusat, Ir. Dwi Budi Sutrisno dan Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu.
Sekretaris Utama BMKG, Ir. Dwi Budi Sutrisno M. Sc menjelaskan bahwa kegiatan tersebut (SLCN) bertujuan dalam rangka mendukung kegiatan nelayan di perairan, khususnya yang ada di wilayah Gorontalo Utara.
Dimana yang menjadi harapan agar setiap nelayan dalam melakukan aktifitas bisa memanfaatkan informasi dari BMKG. Informasi mengangkut cuaca buruk di perairan laut dan potensi-potensi lainnya.
“Jadi kegiatan ini sangat bermanfaat untuk nelayan terkait informasi sebelum melakukan aktifitas di laut,” jelas Dwi Budi .
Iya mengatakan salah satu upaya dari pihak BMKG, agar setiap informasi yang disampaikan bisa menjangkau ke nelayan. Sehingga dalam kegiatan SLCN ini menjadi bagian dari sarana dan sosialisasi kepada nelayan tentang informasi.
“Seperti informasi gelombag pasang di perairan dan potensi-potensi cuaca buruk,” katanya.
Terakhir Dwi Budi menuturkan, untuk mempermudah masyarakat nelayan, kini di website BMKG sudah terdapat informasi dimana ikan sewaktu-waktu akan berkumpul.
Dengan begitu mempermudah masyarakat dalam menunjang peningkatan ekonomi di perairan dengan adanya sistem informasi tentang keberadaan ikan melalui website BMKG,”
“Harapan kami adalah masyarakat nelayan tetap melakukan update terkait informasi melalui BMKG dan kegiatan SLCN bisa dijadikan referensi dalam memperoleh informasi,” imbuhnya.
Sekedar informasi, SLCN merupakan salah satu kegiatan tujuannya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca maritim, serta guna mendukung kegiatan sektor perikanan dan kelautan.
Terlebih dalam peningkatan layanan cuaca maritim yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan antisipasi dampak gejala iklim ekstrem terhadap kegiatan perikanan dari edukasi BMKG kepada nelayan.
Adapun peserta yang mengikuti SLCN berjumlah 100 pesert terdiri dari nelayan, penyuluh dan fasilitator. (Isno/gopos)