GOPOS.ID, GORONTALO – Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyebut bahwa sejatinya ada dua potensi ekonomi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang bernilai ekspor besar, masing-masing kerajinan mebel dan herbal atau jamu.
Menurut dia, potensi pasar mebel dunia pada 2023 mencapai US$766 miliar, sementara untuk potensi pasar herbal atau jamu dunia mencapai US$151,91 miliar pada tahun 2021.
“Sedangkan pada tahun yang sama, ekspor jamu Indonesia hanya mencapai US$41,5 juta. Sedangkan ekspor mebel Indonesia, pada 2022 baru mencapai US$2,5 miliar. Jadi masih ada peluang yang sangat besar buat Indonesia,” kata Rachmat Gobel saat membuka Hulonthalo Art & Craft Festival di Gorontalo, baru-baru ini.
Politisi Nasdem ini mengatakan, Indonesia memiliki khas beragam jenis kayu dan rotan untuk mendukung sektor mebel, demikian pula rempah-rempah Indonesia yang sangat kaya untuk dijadikan sebagai bahan baku herbal atau jamu.
“Dulu penjajah datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah, bukan mencari bahan tambang,” ketusnya.
Jika dibandingkan dengan Iran yang hanya memanfaatkan satu produk yaitu saffron dan Korea Selatan yang mengandalkan gingseng, lanjut mantan Menteri Pedagangan ini, namun ekspor herbal kedua negara malah jauh lebih besar daripada Indonesia.
Olehnya, Rachmat Gobel menekankan pentingnya sektor UMKM bernilai ekspor karena kontribusi UMKM Indonesia masih menjadi yang terendah jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan asia tenggara.
“Angkanya masih sekitar 14 persen. Jadi pilihan dua sektor UMKM itu akan menaikkan kontribusi ekspor sektor UMKM. Padahal kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja dan PDB adalah yang tertinggi di ASEAN,” katanya.(adm03/gopos)