GOPOS.ID, GORONTALO – Penjabat Gubernur Gorontalo memiliki rencana untuk mempertemukan kebutuhan perusahaan dengan pencari kerja. Menurutnya, upaya pemerintah untuk menurunkan angka pengangguran akan sia sia jika perusahaan dan pencari kerja tidak sinkron.
“Sudah tiga bulan saya jadi Penjabat Gubernur belum ketemu. Beberapa perusahaan secara personal sudah ketemu, ada yang menyampaikan butuh 2000 orang. Butuhnya apa itu yang saya tunggu. Kita tidak bisa menyangkal antara pencari kerja dan dunia industri terjadi miss,” kata Penjagub Ismail saat menutup Job Fair Gorontalo 2023 yang digelar di Indoor UNG, Rabu (9/8/2023).
Penjagub Ismail mencotohkan kebutuhan tenaga kerja di bidang operator alat berat. Ia menilai profesi ini banyak dibutuhkan namun tidak sedikit pencari kerja memiliki kemampuan.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya mengirimkan empat orang ke luar daerah untuk mengikuti pelatihan operator alat berat dan las. Pelatihan untuk kebutuhan operator alat mesin pertanian (alsitan) yang dikelola Dinas Pertanian.
“Hal yang sama nanti akan saya lakukan untuk swasta. Misalnya Pani Gold, Hasrat, Pabrik Gula dll. Butuhnya apa, tersedia tidak kompetensinya, kalau tidak tersedia melalui kemenaker kita latih mereka sehingga berkesesuaian dengan kebutuhan dunia usaha,” tegasnya.
Penjagub Ismail menyebut tahun depan beberapa perusahaan besar berencana membuka cabang di Gorontalo. Penting untuk mengetahui spesifikasi tenaga kerja apa yang dibutuhkan dan ketersediaan sumber daya di Gorontalo. Keduanya harus bertemu ruas dan buku.
“Saya didesak ada afirmasi untuk tenaga kerja lokal, tolong Pak Gub tenaga kerja lokal diprioritaskan. Masalahnya, kebutuhan perusahaan apa dan apa tersedia? Kan enggak mungkin keterampilan tidak bersesuaian kita paksa masuk. Ini harus sinkron,” imbuhnya.
Staf Ahli Bidang Sosial, Politik dan Kebijakan Publik Kemenaker RI itu berharap Balai Latihan Kerja yang saat ini sedang dibangun di Gorontalo bisa segera selesai. Unit Pelaksana Teknis Kemenaker itu diharapkan bisa menjadi salah satu solusi mengembangkan kompetensi tenaga kerja. (Putra/Gopos)