GOPOS.ID, GORONTALO – Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit macet di Provinsi Gorontalo hingga Triwulan I tahun 2023 tercatat sebesar 4,17 persen, masih lebih baik dari triwulan sebelumnya sebesar 4,20 persen.
Jika diuangkan, nilai kredit macet di Gorontalo tersebut mencapai Rp765,3 Miliar dari total kredit sebesar Rp18,3 Triliun.
Sesuai regulasi dari bank sentral, rasio kredit bermasalah di Provinsi Gorontalo itu masih cukup terjaga atau berada di bawah threshold 5 persen.
Mengutip Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo Mei 2023 yang dirilis Bank Indonesia, realisasi penyaluran kredit di bumi Serambi Madinah itu hingga Triwulan I 2023 mencapai Rp18,3 Triliun.
Jika dirinci, kredit konsumsi merupakan jenis kredit tertinggi dengan realisasi mencapai Rp10,19 Triliun. Kemudian disusul oleh kredit modal kerja sebesar Rp5,57 Triliun dan kredit investasi Rp2,59 Triliun.
Disebutkan pula bahwa hingga Triwulan I 2023, dana pihak ketiga di Gorontalo mencapai Rp6,15 Triliun dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 298,3 persen.
Sementara seperti yang disebutkan tadi, bahwa NPL atau rasio kredit bermasalah di Provinsi Gorontalo hingga Triwulan I 2023 mencapai 4,17 persen dan masih berada dalam batas aman.
Namun demikian jika dirinci, kredit macet terbesar disumbang oleh jenis kredit investasi dengan rasio NPL mencapai 15 persen. Nominal kredit macet pada jenis kredit investasi ini mencapai Rp389,4 miliar.
Kemudian disusul oleh NPL kredit modal kerja sebesar 4,5 persen dengan nominal Rp250,4 miliar dan NPL kredit konsumsi 1,23% dengan nominal Rp125,6 miliar.
Jika dilihat dari sisi sektoral, kredit macet di Gorontalo sampai Triwulan I 2023 disumbang oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan rasio 13,59 persen atau senilai Rp323,6 miliar.(adm03/gopos)