GOPOS.ID, GORONTALO – Fais Nemsa. Namanya kerap muncul di berbagai media sosial. Berparas tampan dan tubuh atletis, membuat pria kelahiran Belanda ini banyak diperbincangkan.
Tapi siapa sangka, sosok pemuda yang dikenal multitalenta dan lihai memainkan berbagai jurus silat Cimande ini adalah putra Gorontalo. Ia adalah anak dari Zarlin Halida Zakaria asal Kabupaten Gorontalo dan ayah bermarga Hiola dari Botupingge Kabupaten Bone Bolango.
Pemuda yang bernama lengkap Faisal Farhan Hiola ini menyampaikan, mendiang ayahnya adalah seorang Imam di PPME (Persatuan Pemuda Muslim Eropa) di Rotterdam, Belanda. Sementara ibunya adalah seorang perawat.
“Ayah mengajarkan Islam syariah, Achlaaq dan Quran. Ibu saya bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Makassar yang dikelola oleh Belanda sebelum dia datang ke Belanda,” ungkapnya.
Fais menceritakan kegiatannya yang begitu padat, mulai dari bekerja sebagai sportcoach, pelatih cardio boxing dan pelatih motivasi dan mental terutama untuk remaja.
“Sesekali saya bekerja di sunday’s sebagai mentor bagi Anak Muslim Indonesia di PPME Rotterdam. Pelajaran Iqra dan Pendidikan Sosial adalah mata pelajaran penting yang saya ajarkan kepada mereka,” tuturnya.
Saat berusia 14 tahun ia memutuskan untuk menjadi pemain sepak bola profesional dan bergabung dengan klub sepak bola. Karena beberapa tantangan dalam hidup pada tahun 2004, seorang mantan mentor menyarankannya untuk melakukan Wushu.
Sembari menirukan mentornya Wushu akan memberi Anda keseimbangan dan kepercayaan diri. Sayangnya setelah 3 bulan ia tidak merasakannya lagi dan mengambil lagi apa yang selalu dilakukan ketika masih kecil.
“Tarian. Saya mulai mengambil beberapa kelas hiphop dan dalam waktu singkat saya tampil dan telah mengerjakan proyek di berbagai negara di Eropa,” urai Fais.
Kemudian dia menjadi pemain tari dan guru tari profesional yang mengajar di mana-mana, menciptakan dan membimbing kelompok tari dan penari. Namun Fais merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Perlahan di tahun 2012, ia mulai merasa perlu untuk bisa mempertahankan diri.
MARTIAL ARTS Menjadi Pilihan
Menjadi seorang seniman bela diri di samping menjadi seorang penari membuat dirinya merasa lengkap.
“Setelah beberapa pelajaran wing chun, jeet kune do, kickboxing dan krav maga sesuatu di dalam diri saya mengatakan kepada saya untuk memilih Pencak Silat,” kata dia.
Di tahun 2013, Fais Nemsa bergabung dengan Cimande Silat dan langsung terasa seperti kebiasaan. “Seperti saya dilahirkan dengan Silat. Saya melakukan gaya ini hingga oktober 2016. Gayanya bagus, gerakannya indah untuk dilihat. Tapi sayangnya dengan pola pikir pemula dan naif saya, saya tidak bisa melihat bahwa guru pada saat itu tidak benar-benar melatih kami seperti bagaimana Pesilat Sejati biasanya dilatih,” kisah Fais.
Hal itu terbukti ketika berada di perkelahian jalanan. Pacarnya dilecehkan oleh dua orang pria, dan saat itu ia melakukan perlawanan
“Namun saya kalah dalam pertarungan. Kalah dalam pertarungan bukanlah masalah nyata bagi saya. Tapi tidak bisa menggunakan teknik Silat apapun untuk melawan membuat saya menangis seperti anak kecil. Bagaimana mungkin saya tidak bisa menggunakan Silat sementara saya melakukan semua yang dikatakan guru saya saat itu?” ungkapnya.
Gurunya hanya memberikan beberapa teknik dan melakukannya dengan cepat tanpa mempertimbangkan apakah muridnya menguasainya, apalagi berbagi petuah.
“Kami juga tidak belajar bagaimana menghadapi lawan dan tekanan yang melawan. Kami tidak pernah sparring. Sayangnya saya tidak punya pilihan dan meninggalkan dia dan mengakhiri kerjasama kami sebagai guru dan murid. Sudah waktunya untuk melanjutkan,” ujar Fais.
Pada Agustus 2017 Fais Nemsa memutuskan untuk mengunjungi Cikgu Razwan, guru Silat Gayong di Paris setelah melakukan beberapa kontak melalui facebook dengannya.
Perkenalan pertamanya dengan Silat Gayong, langsung suka dan Cikgu Razwan meluangkan waktunya untuk menjelaskan dasar-dasar Gayong dan kami berlatih 5 jam setiap hari. Lantaran pengalamannya dengan mantan guru sebelumnya, Fais terkejut seorang guru dapat menghabiskan waktu berjam-jam dengan siswa.
“Pelatihan dengan Cikgu Razwan keras dan intensif. Itu terdiri dari cardio, langkah, latihan gerak kaki dan teknik. Dan dia juga sangat memperhatikan petua. Selain itu dia mengingatkan saya juga bahwa sangat penting untuk melakukan Dzikir Anda. Karena silat tidak hanya tentang aspek fisik saja. Tetapi aspek Spiritual Islam adalah bagian yang sangat penting,” ulasnya.
Selanjutnya di April 2018, Fais mengikuti kursus instruktur dan dengan sabuk hijau yang diterima sekarang lalu menjadi instruktur dasar. Tapi dia masih perlu banyak belajar, sebab mendukung pendapat bahwa melatih satu gaya saja tidak cukup. Perlu melatih gaya yang berbeda untuk menjadi petarung yang baik.
Dari 27 Oktober hingga 6 November 2018, ia bepergian dengan abang Rob Brandt, seorang guru Silat Melayu dari Belanda, bersama dengan teman dan siswa ke Kuala Lumpur, Pekan dan Chenor (Malaysia) untuk berkenalan dengan macam-macam Gaya Silat dan belajar dari beberapa guru.
“Itu adalah pengalaman yang sangat hebat. Saya seorang pemuda ambisius yang merupakan mimpi besar. Impian saya adalah suatu hari menginspirasi banyak orang dengan Silat dan meningkatkan spiritualitas dan persatuan di dunia saat ini,” ujar Fais yang juga sejak 2008 mengajar anak-anak olahraga di sekolah-sekolah dan diberi tanggung jawab untuk melatih membimbing anak-anak broken home.
Saya membimbing dan melatih anak-anak yang tidak ada bapaknya, orang tuanya cerai, dikasari atau di nakalin oleh orang tuanya atau familinya. Juga anak-anak yang autis, punya problem mental. Saya dipercayakan untuk menjadi mentor mereka dan menolong mereka agar bagaimana mereka untuk bisa terus berkembang menjadi kuat dan dengan penuh kepercayaan diri sendiri, bisa mandiri di masa depan,” ungkapnya.
Selain itu, setiap hari Kamis Fais Nemsa kerja sebagai Cardio Boxing Trainer di Lucie Boxing Memberi Boxing campur dengan Hight Intensity Training untuk orang dewasa bisa lihat di joinlucie.com.
Kerjaan sehari-hari Fais Nemsa di Sportbedrijf Rotterdam, Functie: Sportcoach mengenalkan ke anak-anak SD dengan macam-macam sport dan motivasikan mereka untuk bergerak banyak, ikut sport dan memilih cara hidup yang sehat. Lihat www.sportbedrijfrotterdam.nl
“Kerjaan sebagai personal trainer. Faisnemsa.nl adalah website saya. Kadang juga kerja sebagai discjockey untuk ulang tahun dan keramaian festival,” imbuhnya.
Ingin Mengabdi Di Tanah Kelahiran Orang Tua
Berbagai cerita dan pengalaman yang telah dilalui, tidak lantas melupakan tanah leluhur kedua orang tuanya, Fais berkeinginan berbuat untuk Gorontalo.
“Apa yang dimiliki saat ini ingin saya lakukan dimana kedua orang tua dilahirkan. Biar bagaimanapun, dalam diri saya mengalir darah gorontalo. Sejauh-jauhnya kita berada suatu saat akan kembali di mana sebenarnya saya berasal,” tuturnya.
Fais mengaku telah lama memendam rasa dan keinginannya untuk ke daerah yang dijuluki Bumi Serambi Madinah ini. Nama Gorontalo telah terpatri di sanubarinya bahwa suatu saat ia akan kembali “pulang kampung”
“Perasaan rindu akan Gorontalo sudah lama berkecamuk di benak ini, dan mungkin ini saatnya saya telah dipanggil oleh leluhur agar, ayo segera pulang nak, berbuat dan Mengabdilah untuk daerah ini,” pungkasnya
Sementara itu pada lebaran Idulfitri 1444 H baru-baru ini, Fais sempat datang ke Gorontalo dan menggelar silaturahmi dengan keluarga besarnya di Gorontalo.(*/hasan/gopos)