GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Sebanyak 150 guru di Gorontalo bergabung dalam program pendidikan Nasional yakni guru penggerak. Dalam lokakarya 1 yang dilaksanakan di Kota Gorontalo, hadir langsung Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa (PPPPTK Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud-ristek), Luizah F. Saidi.
Kehadiran Luizah sekaligus membuka acara Program Pendidikan Guru Penggerak, di Hotel Grand Q, Sabtu (29/5/2021)
Menurut Luizah, guru harus memiliki kepemimpinan yang baik. Agar peserta didik memiliki karakter yang baik. Keduanya bisa tercapai dengan adanya pelatihan dan pendidikan guru penggerak. Guru penggerak merupakan program pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud untuk meningkatkan kualitas Guru di seluruh Indonesia.
“Jadi dua indikator itu yang harus dimiliki oleh guru dan output hasilnya, siswa itu sendiri yang diajar dalam proses pembelajaran oleh guru-guru penggerak,” kata Luizah.
Lebih lanjut, seluruh guru di Indonesia. Baik Guru Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) mempunyai hak yang sama, untuk mendaftarkan diri sebagai guru penggerak. Termasuk yang sudah berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga tenaga honorer yang diangkat oleh daerah. Dengan mengikuti persyaratan yang sudah ditetapkan oleh Kemendikbud.
“Seluruh guru itu mengikuti seleksi secara online. Seluruh portofolionya masing-masing di upload, di setor ke masing-masing tim seleksi, yang ada di kementerian pendidikan dan kebudayaan,” tambahnya.
Selanjutnya pada kegiatan tersebut 150 Guru Penggerak akan mendapatkan pelatihan selama 9 bulan. Dan setiap bulannya akan mendapatkan evaluasi dari Kemendikbud. Dirinya juga menambahkan kegiatan tersebut untuk mengumpulkan seluruh calon guru penggerak yang ada di kabupaten Gorontalo. Agar berkomunikasi dengan pendamping masing-masing.
Persyaratan dari guru penggerak adalah masa kerja, kepangkatan, serta prestasi-prestasi yang sudah dicapai. Dirinya berharap guru-guru penggerak bisa memiliki nilai tambahan daripada guru lainnya.
“Guru itu harus mampu melakukan perubahan. Transformasi perubahan ini bisa dilakukan oleh guru yang dinyatakan sebagai guru yang inovatif dan kreatif,” pungkasnya. (Sari/Adv/gopos).